Membahas Hal Internasional adalah favoritku. Kejadian apapun itu seperti politik, konflik, akar masalah, hingga budaya yang berbeda membuatku bergairah untuk belajar lebih lanjut. Walaupun aku memiliki basic sejak kecil hingga SMA yaitu olahraga, sedangkan ketika kuliah aku menginjakkan di latar ilmu Otomotif, namun hobi untuk mengetahui hal-hal di dunia luar masih sangat menyenangkan buatku.
Event Piala Dunia sepakbola 2022 telah digelar. dengan pemenangnya yaitu Argentina, mengalahkan Perancis dengan skor 7:5 (Penalty 4:2). Ajang 4 tahunan yang yg bagi cowo cowo pasti tidak asing karena kebanyakan olahraga ini menjadi olahraga favorit. Tuan rumah piala dunia kali ini adalah Negara Qatar. Negara muslim yang makmur, kaya raya karna pengekspor nomor 2 terbesar di dunia untuk ekspor gas alam cair. Qatar ini termasuk negara muslim yang tegas memboikot Israel, tidak mengakui kedaulatan Negara Israel.
Menurut informasi di media sosial dan internet yang aku dapati, tiap hotel maupun pembelian tiket menonton bola di stadionnya Qatar, mereka menghapus opsi pilihan israel, lalu menggantinya menjadi Palestina. Sehingga kalau orang-orang israel ingin menonton piala dunia di Qatar perlu mengisi di kolom mereka bahwa berasal dari wilayah Palestina "mau tidak mau". Tentu kritik dari pihak yang tidak setuju juga banyak terutama dari kalangan yang pro israel. Tetapi si tuan rumah tentu punya kuasa yang lebih besar karna itu menjadi kebebasan bagi tuan rumah untuk membuat peraturan/fasilitas semacam itu. Menurutku ini langkah yang sangat "bold" dan berani, Qatar tetap teguh untuk mendukung Palestina.
Teman teman mungkin sering membaca atau melihat informasi di sosial media tentang atlet-atlet di dunia yang pro palestina. Ketika akan berhadapan dengan atlet asal israel, tidak jarang mereka akan memilih walk out/mengundurkan diri dari turnamen. Karena mereka menganggap bahwa kalau meladeni atlet Israel, sama saja mengakui kedaulatan/memang adanya Negara Israel. Di turnamen, tentu mereka yang mengundurkan diri dianggap kalah. Namun di hati mereka akan lega telah melakukan keputusan yang tepat bagi dirinya.
Lanjut.
Oke tapi bukan itu pokok yang aku ingin sharing ke teman teman. justru aku ingin membahas sedikit yang aku ketahui tentang Negara Israel ini. Yang mungkin bakal sedikit membuka pengetahuan kita tentang negara maju ini.
Ketika aku mendapatkan kesempatan student exchange ke Thailand, sempat aku mengobrol bersama orang Cambodia, dimana dia punya pengalaman bekerja sekitar 4 tahun di Israel dibagian agrikultur. selama 5 bulan di thailand, mungkin obrolan bersama orang camboda ini yang paling membuatku berkesan untuk mengetahui luasnya dunia. Kembali ke topik.
Jadi, ternyata Israel itu termasuk negara yang memasok kebutuhan bahan pokok seperti pangan (daging maupun sayur, gandum) ke Eropa. Hampir sama seperti Ukraina yang punya peran krusial di penyediaan gandum dunia, Israel pun juga tidak kalah penting untuk pasok ke negara-negara Eropa. mungkin bisa saja 50 % kebutuhan pangan Eropa, bahan pokoknya dari israel juga. Bagaimana bisa? Jelas bisa karena saat ini teknologi agriculture Israel sudah jauh meninggalkan teknologi negara lain, apalagi bila dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara. Tahu tidak, bahkan sampai sampai orang cambodia ini, ketika kutanya perbandingan teknologi antara Cambodia : Thailand, dia menjawab Thailand lebih advance 5 tahun lebih unggul. Namun, bagaimana bila cambodia : israel? dia jawab mungkin mencapai 30-40 tahun lebih unggul.
Dia bilang, tidak mungkin kita bisa mengejar Negara Israel, ataupun Eropa. Ibaratnya bila kita (negara negara berkembang) mengejar teknologi dengan berjalan, mungkin mereka(negara maju) saat ini sedang berlari. Bila kita mengejar dengan berlari, mungkin bisa saja mereka saat ini sudah terbang. Sebegitu berkembang cepatnya teknologi di Israel. Terutama pada pusat Negara Israel, bila kita keluar dari tempat penginapan, tidak mungkin kita terlepas dari google maps. Karena jalanan, bangunan, serta insfrastruktur Israel sungguh sudah padat. Seluruh sisi kota hampir sama bentuknya. Tanpa google maps yang ada hanya kesasar. Dari jalanan mungkin maksimal kita melihat di indonesia ada 2 tingkat (kaya fly over ataupun jalan tol yang juga tingkat). tapi di israel sudah sampai tingkat 3-4.
Kembali ke agrikultur Negara Israel. Ini sama seperti kejadiannya di negara-negara maju lainnya. Kebanyakan pekerja kasar/pekerja operasional alat alat canggih di negara maju itu bukan orang asli negara tersebut, tetapi didatangkan dari negara negara berkembang. Misalkan saja traktor canggih yang bisa membajak berpuluh puluh hektar dengan waktu yang singkat, atau mesin panen yang juga dapat memanen jumlah banyak sekali waktu. Orang-orang yang mengoperasikan alat tersebut oleh negara israel, diambilkan dari negara berkembang tadi. Ini sebenernya menguntungkan bagi orang-orang negara berkembang karena tentunya kita akan memiliki pengalaman dan gambaran dari teknologi negara maju. Lantas orang-orang asli israel/negara maju mendapatkan bagian untuk melakukan apa? Bagian mereka ada pada membuat inovasi lagi baik teknologi atau varian tumbuhan dan hewan yang sudah diubah genetiknya agar berkembang lebih cepat. Itulah peran mereka. Semakin canggih lah mereka. Otak mereka sudah sangat maju. Orang cambodia ini menambahkan, Ibaratnya bila orang seperti kita ini melihat seekor sapi selama 1 jam, dan kita bisa mendapatkan ide untuk membuat penelitian yang bisa meningkatkan produktifitas si sapi, orang orang israel dalam waktu yang sama sudah bisa mencetuskan 10 ide :).
Dalam benakku ketika mendengarkan testimoninya, aku hanya bisa menghela nafas, terheran-heran. Sudah selayaknya memang kita mengakui bahwa Negara Israel memang negara maju. Negara negara seperi ini yang saat ini dapat memenangkan peradaban dunia. Begitu banyak teknologi baik pesawat, komputer, militer, dan industri lain yang jika ditelusur berhulu dari Israel. kita bisa saja mencela, namun celaan kita tidak bermakna bagi mereka yang berteknologi maju. Justru kita lah yang akan terlihat bodoh bila tidak mengakui itu.
Kembali ke orang cambodia tadi. Kenapa dia sekarang sedang belajar di Thailand? Tidak melanjutkan di negara Israel yang jelas jelas akan memberi wawasan dan gambaran teknologi yang luas? adalah karena bila belajar teknologi agrikultur di Thailand, negara Thailand tidak jauh berbeda dengan di Cambodia. alias, ketertinggalan teknologi Negara Cambodia masih bisa untuk mengejar Thailand. atau bila kubalik, tekonolgi di Thailand, bisa dengan mudah ataupun perlu sedikit penyesuaian saja untuk bisa diterapkan di Cambodia. Namun bila teknologi Israel di terapkan di Cambodia? tentu jawabannya tidak akan bisa. Ketertinggalan teknologinya sudah terlalu jauh. Bahkan tidak ada sedikitpun ilmu teknologi yang dapat dibawa dari Israel untuk diterapkan di Cambodia.
Diakhir cerita, tentu disini aku tidak bermaksud mendewakan Negara Israel. Kita ambil saja hikmahnya. Ambil positifnya. Bila ingin menjadi negara maju, tentu harus berinovasi. Harus memiliki pemikiran maju. Ini bukan masalah persoalan "Mereka orientasinya dunia, kita orientasinya akhirat. sehingga memang biarkan saya mereka maju". Oh tentu bukan. Justru dengan teknologi yang maju dapat membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik. Ini hanya sesuai zamannya saja. kali ini, negara barat hingga Amerika menjadi puncak peradaban di abad 21 ini. Namun zaman akan selalu berputar. Semua ada masanya. Toh zaman sebelum ini, dahulu Ottoman (turki) pernah menjadi pusat teknologi dan ilmu. Dahulu juga Baghdad (Irak) pernah menjadi pusat peradaban dimana seluruh penduduk dunia ingin belajar disana. Bayangkan saja, setiap muda mudi pada zaman itu bercita cita ingin belajar di Baghdad, selayaknya muda mudi zaman sekarang yang punya impian tertinggi untuk bisa kuliah di Harvard. Hingga suatu ketika Baghdad hancur lebur dari kekuasaan Mongol. dan jauh sebelum itu, Yunani saat tahun sebelum masehi penah menduduki pusat peradaban dunia dengan ilmuan seperti Aristoteles, Socrates, dan Plato. tapi siapa sangka bahwa yunani di abad 21 pernah mengalami krisis ekonomi. :).
Comments
Post a Comment