Postingan ini melanjutkan dari Tulisan "Bulutangkis di Negeri Gajah Putih (Part 2)"
bila kalian belum membaca postingan di atas, Sok atuh baca dulu yang itu :). hehe
Here we go.
Hari-hari terus berlalu. Masih dalam momen pertukaran pelajarku ke Kasetsart University, Thailand. Sangat enjoy dan sangat bahagia. Sungguh tidak terasa ya.
Ketika di Thailand ini, ku jalani kehidupan sebagai mahasiswa exchange/traveler/juga atlet kali ya. Haha. Banyak waktu yang bisa aku gunakan, karena di KU University aku hanya mengambil 3 mata kuliah. Total hanya 9 SKS saja untuk 1 semester. Alhasil, dalam seminggu cuma 3 hari kuliah saja. Dan itu pun hanya di pagi hari aja. Sisa waktu bisa digunakan banyak hal.
Sedangkan di kampus asalku, Universitas Negeri Yogyakarta, diwaktu yang sama, aku masih berada di semester 8 (semester akhir). Karena semua SKS wajib sudah terpenuhi nilainya, maka hanya SKS Tugas Akhir Skripsi yang aku ambil.
Maybe someone asked ... "Hah? Skripsian juga pas exchange?"
Ya, Benar!!!. Senekad itu. Kala itu aku masih skripsian dan juga student exchange di waktu yang sama. Kuliah exchange di KU akan berjalan sejak bulan Januari - Mei. Sedangkan Semester 8 ku di UNY dimulai sekitar Januari-Juni. agak hectic yah, menjalankan tugas kuliah di 2 kampus berbeda wilayah. tapi i am fine. i am okey. haha.
Sebenarnya aku merasa tidak lihai dalam multitasking. Yang penting, yang mana yang urgent dahulu, maka itu yang aku kerjakan. Karena saat itu aku sedang di KU mengemban amanah pertukaran pelajar, maka porsi mengerjakan tugas tentu lebih banyak aku tuangkan untuk KU (jadinya untuk mengerjakan skripsi sedikit aku kesampingkan :D). Kegiatan bersosialisasi pun sama. Perlu aku perbanyak berinteraksi dengan mahasiswa asing di sana, dosen di sana, maupun berinteraksi dengan sesama WNI yang kerja atau studi di Thailand juga.
Menjadi Representasi Mahasiswa asal UNY/asal Indonesia kepada mereka (orang asing) adalah hal yang utama.
Sudah cukup untuk intronya, mari kembali lagi ke topik utama. Dimana sudah memasuki bulan ke 4 hidup di sana. Sudah banyak berinteraksi dengan mahasiswa asing, mengerjakan tugas kelompok bersama, berjalan-jalan mengunjungi banyak university top Thailand, dan juga salah satunya rutin bermain badminton bersama dosen dan bapak-bapak Thailand setiap minggunya.
Aku masih ingat sekali saat itu sudah memasuki bulan Ramadhan(April 2022). Ketika sudah jadwalnya main badminton, tentu aku bawa bekal untuk berbuka di lapangan. Bekal yang biasa aku bawa untuk berbuka di lapangan adalah telur rebus 3 butir dan pisang 3 buah. Cukup lah ya untuk mengisi perut kosong ku ini. Dan funfact aku makan 8 butir telur tiap hari saat di Thai ini.
Aku biasa berangkat kelapangan naik sepeda yang aku pinjam dari dorm/asrama. Seingatku hanya membayar 50 baht/20 ribu rupiah untuk 1 semester. Cukup dan terbilang sangat murah bukan? karena kita tinggal melakukan perawatan mengisi angin saja bila bannya kempes.
Badminton dimulai dari jam 5 sore hingga jam 8 malam. Sekitar bermain 3 jam lah ya. Dan diantara waktu itu ada sholat Maghrib yang tidak bisa aku lewatkan, Jadi aku bawa jeans dan sajadah tiap berangkat main badminton. Karena tidak tersedia ruang khusus ibadah(memang engga expect lebih ya-so its fine) jadi biasa sholat di luar gedung yang masih terlindung dari atap. Mengapa sholat diluar? karena kalau didalam gedung badminton takutnya jadi perhatian, dimana mayoritas disana bukan muslim. So diluar saja, menghindari terlihat dari keramaian, yang walau ternyata masih ada 3-4 orang berlalu lalang.
Hanya 1 hal yang bikin khawatir kalo diluar gedung di Thai saat malam hari. Yaitu nyamuknya gede gede woi. kalo kena gigitannya behhh parahh gatelnya lama banget ilangnya. haha. so Soffel Anti Nyamuk masih menjadi sahabatku sampai kapanpun :).
Ketika berangkat masih bisa melihat cerahnya langit sore Thailand. Namun ketika pulang sudah melihat terangnya cahaya bulan dan sunyinya jalanan di Kampus KU-karena lapangan badminton ada di lingkungan kampus.
Seringkali bapak bapak Thailand itu menawarkanku minuman dan makanan yang dibawanya (ketika belum waktunya buka). Namun dengan sopan aku menjawab "thank you, but i'm still fasting". mereka pun menjawab "ohh i see. i forgot. this is your holy month. Ramadhan right?", ku jawab dengan senyuman "Yupp"
Berpuasa maupun tidak berpuasa, tidak menghentikanku untuk tampil maksimal. Suara jumping smash ku tetap menggelegar hingga setiap orang dilapangan pasti akan menengok seketika aku melakukan jumping smash.
Beberapa hari kemudian, aku mendapatkan chat di aplikasi Line dari teman badmintonku, bernama Sivan Koenisavanh (asal Vietnam). sebelum lanjut, info sedikit, mayoritas orang Thailand menggunakan Line sebagai aplikasi chat sehari hari. Sivan mengajakku di tanggal 15 April 2022 untuk makan malam bersama. suatu ajakan yang tidak aku duga waktu itu. Apakah itu serius atau hanya iseng saja. Namun tidak mungkin ajakan seperti ini tidak serius. aku percaya dengan mereka, dan kita sudah sangat dekat di lapangan.
Sivan juga sangat ramah orangnya. kita juga satu dorm, sehingga setiap hari juga bertemu entah di lift, ground floor, atau taman dorm.
Hingga tiba pada waktunya. Sivan, dan temannya sudah menunggu di ground floor. kita bertiga menantikan jemputan dari 2 teman yang lain.
Sampailah mobil Fortuner abu abu di depan dorm. kami bertiga masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan menuju tempat makan.
Cukup pemandangan yang berbeda pada kali ini. Dimana biasanya
............................................ still editing. please kindly wait :D
Comments
Post a Comment